Time is Money, Waktu Adala Uang!. Tak sempat waktu untuk memikirkan
selain mencari uang. Bisikan untuk mencari, menambah dan menjaga harta
meliputi hari-hari yang telah dan akan dilalui. Dengan dalih masih muda,
masih produktif dan selagi bisa!.sehingga dia lupa akan sang penentu,
yakni Allah swt.
قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِندِي أَوَلَمْ
يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِ مِنَ القُرُونِ مَنْ
هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعاً وَلَا يُسْأَلُ عَن
ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ
|
Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu,
karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya
Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat
daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu
ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka
(QS.28:78)
|
Sahabat, manusia umumnya gemar menumpuk atau menimbun harta. Namun
mungkin tak pernah disadari bahwa harta mereka yang hakiki. Harta hakiki
adalah yang disuguhkan pada kebaikan, yang habis ditunaikan dijalan
Allah swt.
Banyak orang berlomba-lomba mencari harta dan menabungnya untuk simpanan di hari tuanya.
Menyimpan
harta tentunya tidak dilarang selagi ia mencarinya dari jalan yang
halal dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya atas harta tersebut,
seperti zakat infaq dan nafkah yang wajib.
Namun ada tabungan yang jauh lebih baik dari itu, yaitu amal ketaatan
dengan berbagai bentuknya yang ia suguhkan untuk hari akhir nanti.
Sebuah hari, dimana waktu itu tidak lagi bermanfaat adanya harta, anak,
dan kedudukan. Yang bermanfaat hanyalah
record amalan dengan parameter dasar dan keikhlasan.
Harta memang membuat silau para pecintanya dan membius mereka
sehingga seolah harta segala-galanya. Tak heran jika banyak orang
menempuh cara yang tidak dibenarkan oleh syariat dan fitrah kesucian
seperti korupsi, suap, menipu dan bahkan mencuri. Padahal betapa banyak
orang bekerja namun ia tidak bisa mengenyam hasilnya. Tidak sedikit pula
orang menumpuk harta namun belum sempat ia merasakannya, kematian telah
menjemputnya sehingga hartanya berpindah kepada orang lain. Orang
seperti ini jika tidak memiliki amal kebaikan maka ia rugi di dunia dan
di akhirat. Sungguh betapa sengsaranya. Maksud hati ingin hidup
1000tahun apadaya takdir menjemput dimasa kesuksesannya.
|
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً
|
|
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia
tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya
di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS.18:46)
|
مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُواْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
|
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi
Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada
orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan. (QS.16 : 96)
|
Kasih sayang Allah Swt terhadap hamba-Nya begitu luas. Kalau saja
orang kafir dan ahli maksiat di dunia ini masih selalu diberi rizki oleh
Allah Swt, padahal mereka berada di atas kesesatannya, MAKA tentunya
orang yang beriman dan beramal shalih akan mendapatkan berbagai limpahan
nikmat dan karunia-Nya di dunia ini, serta terus bersambung hingga di
hari kiamat nanti.
Tentunya yang menjadi kunci adalah Ihtiar dan Doa. Sehingga Allah
tidak segan mengalirkan rizki yang Halal, cukup dan berkah untuk hamba
beriman. Sedangkan untuk orang kafir dan ahli maksiyat hanya akan
menambah kesesatannya.
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ
مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ
أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
|
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan. (QS.16:97)
|
Orang yang menggabungkan antara iman dan amal shalih akan Allah Swt
beri kehidupan yang baik di dunia ini, berupa tentramnya jiwa dan rizki
yang halal lagi baik. Adapun di akhirat kelak, dia akan memperoleh
berbagai kelezatan yang mata belum pernah melihatnya, telinga belum
pernah mendengarnya, dan belum pernah terbetik dalam hati manusia.
Itulah bentuk luasnya cinta Allah Swt di akherat dengan
dilipatgandakannya pahala amalan. Dan hanya berlaku untuk hamba beriman.
مَن جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا
وَمَن جَاء بِالسَّيِّئَةِ فَلاَ يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا وَهُمْ لاَ
يُظْلَمُونَ
|
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala)
sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan
jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan
kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
(QS.6:160)
|
‘Aisyah RA pernah menuturkan bahwa dahulu sahabat menyembelih
kambing, maka Nabi Saw bertanya: “Apa yang masih tersisa dari kambing
itu?” ‘Aisyah berkata: “Tidak tersisa darinya kecuali tulang bahunya.”
Nabi Saw bersabda: “Semuanya tersisa, kecuali tulang bahunya.” (HR.
At-Tirmidzi).
Maksudnya, apa yang kamu sedekahkan maka itu sebenarnya
yang kekal di sisi Allah Swt dan yang belum disedekahkan maka itu tidak
kekal di sisi-Nya.
Wahai sahabat, gunakanlah waktu yang sempit dan umur yang misterius
didunia ini. Lekas konversikan harta dalam bentuk amalan kebaikan.
Utamakanlah mengisi tabungan untuk Akherat dibandingkan dunia, agar kita
beruntung di kehidupan yang abadi kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar